Tuesday 15 November 2016

Apresiasi bagi Calon Pengusaha Muda Berbakat

Produsen sepeda motor terbesar di Indonesia, kembali gulirkan program Astra Honda Motor (AHM) Best Student 2016. Sebanyak 531 peserta dari 301 sekolah, diseleksi sampai terpilih 69 finalis, yang diboyong ke Jakarta untuk memaparkan karya tulis bertemakan enterpreneur alias wirausaha.



Ahmad Muhibbuddin Deputy Head of Corporate Communication AHM mengatakan, program ini diharapkan bisa mendorong lahirnya generasi muda kreatif dan memberikan manfaat bagi lingkungan. Karya terbaik dinilai berdasarkan keunikan ide wirausaha, proses perencanaan, proses eksekusi jual beli, laporan keuangan hingga skema mempertahankan dan mengembangkan usahanya.

“Selain mengikuti kompetisi, peserta juga mengikuti berbagai diskusi dengan beberapa tokoh yang menginspirasi, seperti BJ  Habibie dan Alfatih Timur. Kami ingin membekali siswa-siswi pilihan ini, untuk bisa bermimpi serta menghasilkan ide dan karya-karya yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa,” ujar Muhibbuddin, Minggu (7/8/2016).

Dari 69 peserta, AHM berhasil memilih perserta terbaik dan dua pemenang lainnya. Berikut tiga peserta terbaik dengan kegiatan usaha yang sudah dilakukannya.

Kripik dan Teh

Wendi dari SMK Negeri 1 Pangkalpinang, Bangka berhasil menjadi yang terbaik di antara seluruh peserta lain. Produk olahan kripik dan teh dari nangka belando atau sirsak, membawanya menjadi pemenang. Selain untuk teman camilan, teh dari sirsak ini bermanfaat untuk mencegah penyakit kanker.

“Saya awalnya terinspirasi dari sang ayah yang mengidap kanker yang menyerang daerah telinga, hidung dan tenggorokan, dan sering mengkonsumsi itu. Kemudian saya terpikir untuk menjadi sebuah peluang usaha. Ayah sudah tidak bekerja, sementara ibu buruh sanggar senam,” ujar Wendi.

Wendi sudah menjalankan usahanya sejak April 2016, dan masih dipasarkan di sekitar lingkungannya. Ke depannya, Wendi berencana untuk lebih luas memasarkan produknya.

Sate Ayam Tuk-Tuk

Pemenang kedua ini, Evelyn Christine dari SMA Swasta Methoodist-2 Medan coba mengangkat kuliner lokal agar bisa terus lestari, melalui bisnis Sate Ayam Tuk-tuk. Meski masih berskala kecil dan sederhana, dengan menjual di kantin sekolah dan online, namun upaya Evelyn untuk berkreasi patut diapresiasi.

“Tuk-tuk sendiri merupakan sambal yang dibuat dari andaliman atau dikenal dengan merica Batak. Sate saya menggunakan saus tuk-tuk ini. Mengapa sate, karena jenis makanan ini yang dekat dengan anak muda, dan cukup populer, sehingga akan mudah  diingat, sehingga nama tuk-tuk bisa terus lestari,” ujar Evelyn.

Instalasi Hidroponik

Sempitnya lahan untuk bercocok tanam, dimanfaatkan  I Gede Febriana SMK Negeri 1 Petang, Kabupaten Badung, Bali untuk berbisnis, dengan menyediakan instalasi hidroponik atau bercocok tanam tanpa tanah, namun memanfaatkan air. Anak dari petani ini, mematok harga untuk satu instalasi sebesar Rp 1 juta, berikut tanaman dan nutrisinya.

“Sudah cukup banyak peminatnya, dari perorangan maupun pemerintah kabupaten. Sampai saat ini sudah ada 93 intalasi yang dibuat dan ada 20 orang yang masuh dalam tim. Untuk harga Rp 1 juta itu besarnya kurang lebih untuk area satu meter persegi dengan 39 populasi tanaman,” ujar Febri.

No comments:

Post a Comment